Rabu, 23 November 2011

Menulis Tidak Lagi Membosankan

           Sistem Informasi ITS kedatangan tamu yang luar biasa pada tanggal 21 Oktober 2011, Rudi Santoso, seorang wartawan yang handal dan terkenal di Surabaya. Beliau diundang dan berkenan hadir di Sistem Informasi ITS untuk mengisi kuliah tamu. Kuliah tamu kali ini sangat menarik, karena selain kedatangan tamu yang sangat luar biasa beliau juga memberikan motivasi untuk menulis dan menularkan ilmu menulisnya kepada mahasiswa semester 1 di SI ITS.
Beliau mengatakan bahwa ada banyak aspek untuk bisa menulis populer. Aspek yang paling utama adalah Sederhana. Sederhana disini maksudnya adalah paragraph yang sederhana, terdiri dari 1 ide pokok dalam 1 paragraf. Kemudian dalam satu kalimat hendaknya terdiri dari maksimal 15 kata sederhana yang baku dan yang mudah dimengerti oleh pembaca. Aspek kedua yang harus diperhatikan untuk menulis populer adalah Orientasi pembaca. Pembaca adalah “juri”, karena mereka yang nantinya akan menilai dan memberikan komentar untuk tulisan kita. Menurut Rudi Susanto pembaca adalah orang terpenting disini, karena pembaca yang akan menilai dan memberikan komentar. Maka dari itu janganlah anda menyiksa pembaca anda karena tulisan anda sendiri. Agar tidak menyiksa pembaca, maka tulisan kita harus mudah dipahami oleh pembaca. Kita sebagai penulis harus bisa memahami karakter pembaca, agar pembaca dapat tertarik dan berempati terhadap tulisan kita. Berusahalan membuat si pembaca terlarut atau ikut masuk di dalam tulisan yang kita buat agar si pembaca merasa nyaman dengan tulisan kita.
            Selain kedua aspek penting itu, terdapat juga larangan yang dibuat untuk penulis. Misalnya: menghindari istilah asing. Dalam menghindari istilah asing dapat dilakukan dengan cara menggunakan istilah popular dan menulis tulisan yang reliable dan rasional. Hindari bersembunyi dibalik istilah asing karena dari aspek tersebut tetap tidak dapat menutupi kekurangan tulisan kita. Selain itu, banyak menggunakan istilah asing justru akan menyiksa pembaca. Lalu hindari menggunakan jargon, singkatan dan akronim. Karena faktanya, penggunaan jargon, singkatan dan akronim yang berlebihan dapat menghambat komunikasi yang sedang berlangsung antar pembaca dengan tulisan. Akan tetapi, terkadang penggunaan jargon dan akronim dapat membiaskan substansi (isi) tulisan.
            Aspek yang harus diperhatikan juga yaitu detil dan relevan. Tulisan kita harus terulis secara terperinci dan detil. Kemudian hindari hal-hal yang tidak masuk akal. Rudi Santoso juga berulang kali mengatakan, “Gunakanlah bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.”. Selain itu agar tulisan itu tidak terlihat membosankan, tampilkan pula data-data atau angka-angka yang sederhana. Dalam penulisan angka, hindari angka-angka yang rumit.
            Menulis memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalankan. Tetapi apa salahnya jika kita mencoba dan menerapkan konsep yang sudah diberikan oleh Rudi Susanto. Apa salahnya jika mahasiswa menjadi popular karena tulisannya, toh kenyataannya masih sedikit mahasiswa yang tertarik untuk menulis. Oleh karena itu, mulai sekarang cobalah menulis hal-hal kecil yang anda pikirkan di dalam sebuah keras. Tulisan-tulisan kecil anda itu akan menjadi besar apabila ada niat dari diri anda untuk menulis. Rudi Susanto mencoba menanamkan di dalam pikiran kita bahwa menulis bukanlah hal yang sulit, tidak sesulit yang dibayangkan oleh kita selama ini. Mulai dari sekarang cobalah anda menuliskan sesuatu di dalam sebuah kertas, jika sudah terkumpul cobalah bertanya dengan teman anda apa komentar teman anda dengan tulisan yang sudah anda buat. Semua bisa karena terbiasa, semua sulit karena kita sendiri yang berpikir sulit. Selamat mencoba!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More